Sabtu, 15 November 2008

HTM [Hampir Tengah Malam] 20/02/2002

bulan; angin malam; awan; langit yang cekung;
lampu jalanan yang muram;
suara serak kucing;
jalanan basah; pasir lembab di pelataran;
sepi yang beranak pinak……

angan-angan; mimpi; keinginan; tekad;
kebimbangan; penolakan atas kepasrahan;
geliat yang aneh;
hati yang tercekat; pesona yang kehilangan makna;
cemas yang meregang-meradang……

dan bulan
dan panji-panji mimpi
dan awan kenangan
dan langit nanap penuh harap
dan kedengkian yang resah oleh sepi
lebur……
dalam malam;
dalam genggam;
dalam suara-suara dada yang berdetak-detak.
[biarkan, biarkan angin itu….lalu]

Gg. Mangga 40.

Maghrib

Benda-benda dari kerajaan senja
mencari kedamaian di jalan-jalan
merah langit,
embik domba pulang kandang
dan mentari tinggal semburat…..
menelanjangi kita.

Kehangatan mencercau kehilangan arah….
"Lupakan aku! Lupakan aku…!
Aku tahu itu maumu…..!"

Merah langit jadi hitam gelap
Embik domba jadi erangan srigala
dan mentari hilang,berganti rembulan pucat masai……
Irama senja begitu memperdayaku
dan warna lembayung selimuti sepi
mentari jadi bulat
warna merah pudar berbaur kuning
keemasan
duh!
Mana perkasa-ku, kok sirna?
Menyublim dalam lautan ini
Lenyap gaib tuntas segala beban
Aku terbang mengambang
tak berberat tak beruang
dalam suwung - menggapai cahya-Mu
duh!
Adalah luka yang terseret-seret....
memikul penat di sepanjang hari,
hanya gaun indah itu.... pengobat perih
ketika kau berkelebat memenuhi semesta pagi

adalah keheningan yang ngilu,
ketika hari tetap saja cekung
hanya suara indah itu.... pelipur hati
ketika dendang itu terdengar lagi

dan mimpi-mimpiku
angin pagi hampa
langit menggelantung
matahari jingga......
nanap aku;
nanar aku;
haus akan hangat sinar...
akan kubiarkan silaunya melumat sekujur tubuh
dan biarlah aku moksa dalam angan....
dari serpihan cahaya surya
kucari terpaan lembut itu
basuh hati
dan jiwa mendadak tenang
berharap ada
-walau hanya berharap-
ada sekedar cinta yang sederhana
lalu senyuman
dan kerinduan terobati
resah jadi tiada

ketika senja, tentu cahya hari jadi renta
kuberlari… atas nama jelaga hati
mencari sisa-sisa
dari indahnya gelisah
dan senyuman yang kudapat
hanyalah sayatan pedang
perih…
adalah hari yang lepas; hilang….
adalah hari yang resah
tak bertemu makna apa-apa
adalah senyum yang entah!
berbagi pada keramaian jalanan
pada kegetiran detik-detik kami
atau pada kebosanan

adalah hari yang lepas; hilang!
adalah dua hati: panas
terbenam dalam kasih
dalam pendam rindu
namun entah, itu cinta
atau hanya ….. sebuah percikan!

(untuk sahabat-sahabatku, yang sibuk mencari arti hari ini…)
Separuh waktu
di sebuah awal hari
gemerincing uang logam
dan langkah kaki diseret
menyobek kesunyian
dalam diri
bercakap;

segelas kopi panas
dua telor setengah matang
impian tersisa tadi malam
lagu kasidah tentang Tuhan
berkumandang

dan pagi mempesonaku
dengan kabut dan awan
serupa genangan susu tumpah
di lukisan cat minyak
dan
pagi mempesonaku…